Penulis

Penggunaan Kata Ganti, Kata Acuan, dan Kata Sapaan

RBI Pustaka – Dalam bahasa Indonesia terdapat banyak aturan yang diberlakukan. Jika ingin menghasilkan karya tulisan yang bagus kita perlu mempelajari EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah pedoman resmi yang dibuat instansi pemerintah untuk mengarahkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi, jika kita ingin membuat tulisan yang baik sebaiknya mengacu pada EYD.

Dalam berkomunikasi dibutuhkan kata untuk menggantikan orang, mengacu kepada orang, dan menyapa orang. Tujuannya agar suatu kalimat dapat tersampaikan dengan baik.

Dalam artikel ini, akan dibahas cara penulisan fungsi kata sebagai kata ganti, kata acuan, dan kata sapaan.

Kata Ganti Orang
Kata ganti orang digunakan sebagai pengganti orang di dalam sebuah teks atau wacana. Dalam penggunaannya, kata ganti orang bisa digunakan untuk menyapa mitra tutur (kata sapaan) dan mengacu pada mitra tutur (kata acuan).

Kata ganti hanya menggunakan huruf kapital jika berada di awal kalimat. Hanya kata Anda yang dapat menggunakan huruf kapital meski tidak terletak di awal kalimat.

Terdapat dua jenis kata ganti orang yaitu kata ganti jamak dan kata ganti tunggal. Akan dibahas berikut ini:
1. Kata Ganti Tunggal
Kata ganti orang pertama (saya, aku)
Kata ganti orang kedua (kamu, engkau, Anda)
Kata ganti orang ketiga (dia, ia, beliau)

2. Kata Ganti Jamak
Kata ganti orang pertama (kami,kita)
Kata ganti orang kedua (kalian, kamu sekalian)
Kata ganti orang ketiga (mereka)

Kata Acuan
Referensi atau acuan adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada individu tertentu dalam suatu percakapan, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam bahasa Indonesia, kata acuan dapat berupa:

1. Kata ganti orang: Contohnya “kemarin” dalam kalimat “Kemarin, Ayah menemani saya ke dokter.”
2. Nama diri: Seperti “Toto” atau “Sharin” dalam kalimat “Saya meminta Toto untuk menemani saya.”
3. Kata kekerabatan: Seperti “Bapak”, “Ibu”, “Ayah”, “Paman”, “Eyang”, “Mbak”, “Kakak”, “Saudara” dalam kalimat “Ayah mengajak kami sekeluarga untuk mengunjungi Eyang.”
4. Gelar kepangkatan atau profesi: Yang diawali dengan kata “Bapak” atau “Ibu”, atau diikuti oleh nama diri, seperti “Bu”, “Ibu”, “Pak”, “Bapak”, atau “Dokter Erlangga”. Contoh penggunaannya adalah dalam kalimat “Mereka mengikuti Pak Dokter mengunjungi korban” atau “Mereka mengikuti Dokter Erlangga mengunjungi korban.”

Penting untuk dicatat bahwa penulisan kata acuan yang menggunakan kata ganti orang biasanya dimulai dengan huruf kecil, kecuali kata “Anda”. Sedangkan penggunaan kata kekerabatan dan gelar kepangkatan atau profesi ditulis dengan huruf besar.

Kata Sapaan
Kata sapaan digunakan untuk menegur atau memanggil orang lain saat bercakap. Penggunaan kata sapaan biasanya terikat dengan adat lingkungan sekitar, biasanya mengandung kesantunan tutur berbahasa.

Misal penggunaan kata Bapak, Ibu yang diikuti oleh tinggi jabatan atau profesi seseorang seperti, Pak Camat, Bu Guru, Bu Dokter. Kata kekerabatan, seperti Ayah, Ibu, Kakak, Tante, dll.

Kata sebutan seperti, Tuan, Nyonya, Nona. Serta kata pelaku, seperti Pendengar, Hadirin, Pemirsa, dll. Cara penulisan kata sapaan diawali dengan huruf depan kapital. (ayu)