Ubah Masalah Menjadi Berkah
Pengelolaan Sampah di Banyumas

Penulis : Ir Achmad Husein

Halaman : 77 halaman

Sinopsis

Penanganan masalah sampah di Banyumas seakan kisah ‘From Zero to Hero’. Begitu banyak kendala dan tantangan yang muncul. Bermula dari ditutupnya TPA Gunung Tugel, hingga ada penolakan warga sekitar TPA yang baru, yakni TPA Kaliori dan TPA Tipar Kidul pada tahun 2018. Sampah berceceran dan menumpuk di sudut kota. Kabupaten Banyumas sempat mendapat predikat darurat sampah.

Satu demi satu persoalan sampah tersebut diurai. Saya, sebagai Bupati Banyumas,memilki pemikiran filosofis tentang penanganan sampah. Bagi saya, sebelum menjadi sampah, barang-barang tersebut ialah sesuatu yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat. Penanganan sampah yang tepat ialah dengan bagaimana mengembalikan sampah tersebut memiliki nilai ekonomi sekaligus manfaat.

Dari lika-liku perjalanan penyelesaian masalah sampah di Banyumas, terlihat begitu banyak ragam dan kompleksnya penyelesaian yang diambil. Namun, dari situlah bisa diambil kesimpulan bahwa penyelesaian sampah paling jitu dan tuntas ialah dengan mengubah sampah menjadi :

1. Refused Derived Fuel (RDF)–> Jika dalam radius 80 km dari lokasi pengolahan sampah terdapat pabrik semen.
2. Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP)–> Jika dalam radius 80 km dari lokasi pengolahan sampah terdapat PLTU
3. Bahan bangunan–> Jika dalam radius 80 km dari lokasi pengolahan sampah tidak terdapat pabrik semen dan PLTU
4. Energi listrik–> minimal jumlah sampah mencapai 800 ton per hari
5.Maggot dan kompos sebagai hasil sampingan dari keempat metode pengolahan sampah seperti tersebut di atas.