Satuan Bahasa Menulis

Satuan Bahasa yang Perlu Dipahami untuk Melancarkan Penulisan

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari untuk berinteraksi dengan baik antarsesama manusia sehingga dapat saling memahami tujuan berbahasa. Dalam Linguistik (Ilmu yang mempelajari tentang bahasa), bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis.

Bahasa tulis sebenarnya hanyalah rekaman dari bahasa lisan. Jadi, bahasa yang seharusnya dilisankan atau diucapkan, dalam bahasa tulisan diganti dengan huruf-huruf dan tanda-tanda lain berdasarkan sistem aksara.

Dalam tingkat tata gramatikal, bahasa memiliki satuan-satuan di dalamnya. Satuan-satuan bahasa tersebut dapat juga disebut sebagai satuan lingual.

Terdapat beberapa satuan bahasa yang perlu Anda perhatikan untuk memastikan kejelasan, konsistensi, dan efektivitas komunikasi dalam menulis. Model-model ini dapat diterapkan pada semua jenis tulisan, baik dalam tulisan berupa karya sastra yang bersifat fleksibel maupun tulisan berupa dokumen-dokumen hukum yang bersifat kaku.

Artikel ini memuat tentang berbagai satuan bahasa yang berguna untuk membantu Anda dalam menulis. Satuan-satuan bahasa tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Berikut ini adalah satuan-satuan bahasa beserta penjelasannya.

1. Morfem
Dalam Linguistik, morfem merupakan satuan terkecil dalam struktur suatu kata yang berfungsi untuk membedakan arti dari kata-kata yang sama dan juga dapat menciptakan kata-kata baru. Morfem dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan keterikatan dan kebebasannya, yaitu morfem terikat dan morfem bebas.

Morfem terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu berpasangan dengan morfem lain untuk membentuk ujaran, seperti {ber}, {meng}, dan {kan}. Morfem tersebut harus digabungkan dengan morfem lainnya agar dapat menyusun suatu kalimat, seperti {bertanding}, {mengajar}, dan sebagainya.

Berbeda dengan morfem terikat, morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri di dalam suatu kalimat, contohnya {aku}, {tidur}, {kasur}. Ketiga morfem yang disebutkan tadi dapat berdiri sendiri tanpa harus diikat dengan morfem lainnya.

2. Kata
Berdasarkan Linguistik, kata merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna tersendiri. Kata-kata tersebut dapat dirangkai hingga menjadi suatu kalimat yang dapat memberikan informasi dan mudah dipahami oleh pembacanya.

Satuan bahasa ini terbilang cukup sulit dikarenakan jumlahnya yang banyak dan sangat bervariasi. Terdapat juga keberadaan makna konotatif dan idiomatis yang harus diperhatikan apabila Anda memilih kata untuk menulis.

Anda harus memerhatikan tiga syarat pada saat memilih kata untuk penulisan, yaitu ketepatan (berkaitan dengan makna kata), keserasian (berkaitan dengan penggunaan kata dalam kalimat), dan kecermatan (berkaitan efisiensi penggunaan kata).

3. Frasa
Frasa merupakan sekelompok kata yang terdiri dari dua atau lebih kata yang digabungkan untuk membentuk makna tersendiri dari kata-kata tersebut. Fungsi frasa yang biasa digunakan dalam kalimat adalah untuk menyampaikan informasi lebih lanjut tentang suatu objek. tindakan, maupun hubungan antarobjek dalam suatu kalimat.

Terdapat beberapa jenis frasa berdasarkan Linguistik, seperti Frasa Nomina (contohnya, anak laki-laki), Frasa Verba (contohnya, menonton video), Frasa Adjektiva (contohnya, sangat senang), Frasa Adverbial (contohnya, pada pagi hari), Frasa Preposisional (contohnya, di sekolah), Frasa Numeral (contohnya, pertama kali).

4. Klausa
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa merupakan satuan gramatikal yang memiliki predikat dan memiliki potensi untuk menjadi suatu kalimat. Hal tersebut dikarenakan runtutan kata-kata dalam klausa terdapat komponen berupa frasa sebagai predikat. Sedangkan, kata-kata lainnya berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan.

Jika diberi intonasi atau tanda baca di akhir katanya, klausa berpotensi menjadi kalimat berita (deklaratif), perintah (imperatif), tanya (interogatif). Ahli bahasa terkemuka di Indonesia, Gorys Keraf, menjelaskan bahwa klausa adalah suatu konstruksi yang memiliki beberapa kata dengan hubungan fungsional dalam tata bahasa lama, yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan.

5. Kalimat
Klaimat merupakan kumpulan-kumpulan kata yang memiliki makna. Kalimat dapat mengungkapkan satu pikiran atau perasaan tertentu yang ada di dalam diri seseorang.

Semakin pendek kalimatnya, semakin mudah juga bagi orang-orang untuk memahami pesan yang telah disampaikan. Dengan demikian, kalimat majemuk kompleks terdiri lebih dari dua bagian yang sebaiknya dihindari agar mudah dipahami.

Terdapat lima syarat yang harus dipenuhi agar suatu kalimat menjadi kalimat yang efektif, yaitu kejelasan, presisi, kelugasan, kehematan, dan kesejajaran. Sebuah kalimat haruslah memiliki unsur yang jelas, setidaknya terdapat unsur subjek dan predikat. Penyampaian informasi dalam suatu kalimat haruslah lugas dan tidak terbelit-belit serta harus efektif dan efisien.

6. Paragraf
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat-kalimat yang berisikan suatu informasi. Terdapat kalimat utama yang berisikan suatu gagasan utama yang akan dijelaskan melalui penyatuan kalimat-kalimat tersebut untuk mendukung gagasan utama yang dijelaskan secara jelas dan lengkap.

Paragraf yang baik setidaknya memiliki 2 kalimat. Namun, paragraf pada umumnya terdiri atas empat hingga sepuluh kalimat. Kalimat-kalimat tersebut tergantung pada pengembangan ide atau gagasan penulisnya.

7. Wacana
Wacana merupakan satuan bahasa terbesar yang dituangkan menjadi tulisan maupun ujaran yang utuh. Oleh karena itu, wacana dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wacana tulis dan wacana lisan.

Dalam hal kepenulisan, contoh wacana tulis yang sering dijumpai seperti cerita pendek (cerpen), makalah ilmiah, surat dinas, surat perjanjian, dan sebagainya. Variasi wacana tulis ini sangatlah beragam.

Terdapat kesamaan dari jenis-jenis tulisan tersebut. Kesamaan pertama adalah tujuan. Penulis harus memiliki tujuan menulis apa yang ingin dia tulis. Dari tujuan tersebut, bahan-bahan tulisan mulai dikumpulkan. Setelah kedua hal tersebut telah ada, tulisan dapat dituangkan dengan struktur tertentu dan akhirnya dilengkapi dengan media dan disusun dengan format yang sesuai.

Terdapat juga unsur penting yang harus Anda perhatikan saat menulis, yaitu ejaan. Meskipun Linguistik tidak menganggap ejaan sebagai satuan bahasa, kaidah ejaan dalam bahasa Indonesia telah diatur oleh Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V.

Dalam EYD Edisi V, terdapat empat topik utama pembahasan, yaitu penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan elemen serapan. Dengan ejaan yang tepat, tulisan Anda akan berisikan kalimat-kalimat yang efektif, seperti penggunaan kata baku, penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca, dan sebagainya.

Itulah beberapa satuan bahasa yang sangat penting untuk Anda ketahui saat menulis. Apabila Anda memahami satuan-satuan bahasa, Anda akan mampu menyusun tulisan secara runtut dan terstruktur. Selain itu, Anda juga dapat memahami setiap satuan bahasa karena setiap jenis tulisan terdapat karakteristiknya masing-masing. (*)